Narasi AMSINet Media – Bulan Ramadhan bukan sekadar ritual menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momentum untuk mengasah ketakwaan, kejujuran, dan integritas. Begitu pula Idul Fitri, yang menjadi puncak dari perjalanan spiritual ini, mengajarkan kita untuk kembali kepada kesucian dan membangun kehidupan yang lebih baik. Dalam konteks perjuangan melawan korupsi, Ramadhan dan Idul Fitri harus menjadi pemantik semangat bagi kita semua aktivis, jurnalis, serta pejabat publik untuk terus berkomitmen dalam jihad melawan korupsi.
Ramadhan: Sekolah Kejujuran dan Integritas
Dalam Islam, puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan, termasuk sifat tamak dan korup. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)
Hadis ini menegaskan bahwa esensi puasa adalah membangun karakter yang jujur dan amanah. Jika seorang muslim menahan lapar tetapi tetap melakukan kecurangan, maka puasanya menjadi sia-sia. Prinsip ini seharusnya kita terapkan dalam kehidupan sosial dan profesional, khususnya dalam perjuangan melawan korupsi.
Idul Fitri: Kembali ke Kesucian, Jauhi Korupsi
Idul Fitri mengajarkan kita untuk kembali kepada fitrah, yakni keadaan suci dan bersih dari dosa. Namun, apa artinya kembali ke fitrah jika seseorang tetap mempertahankan kebiasaan korup dan tidak amanah dalam pekerjaannya? Islam sangat tegas dalam melarang korupsi. Rasulullah SAW bersabda:
“Laknat Allah bagi penyuap dan yang menerima suap.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
Hadis ini memberikan peringatan keras bahwa korupsi bukan hanya perbuatan tercela, tetapi juga mendatangkan laknat Allah. Maka, pasca Ramadhan dan Idul Fitri, kita harus bertekad untuk membersihkan diri dari praktik-praktik yang merusak tatanan sosial dan keadilan.
Pesan untuk Aktivis Anti Korupsi dan Jurnalis: Jangan Lelah Berjuang!
Bagi para aktivis anti korupsi dan jurnalis, Ramadhan dan Idul Fitri seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat semangat jihad melawan korupsi. Perjuangan ini memang tidak mudah, sering kali penuh risiko dan tantangan. Namun, Allah menjanjikan pertolongan bagi mereka yang berjuang di jalan kebenaran.
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.” (QS. Hud: 113)
Ayat ini menjadi peringatan agar kita tidak berkompromi dengan kezaliman, termasuk praktik korupsi yang merugikan rakyat. Jurnalis dan aktivis harus terus menyuarakan kebenaran, mengawasi kebijakan publik, dan menekan agar para pejabat bertindak sesuai amanah.
Pesan untuk Pejabat Publik: Jangan Nodai Amanah!
Pejabat publik adalah pemegang amanah dari rakyat. Setiap kebijakan dan keputusan mereka berdampak pada kehidupan banyak orang. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang pemimpin yang diserahi urusan rakyat, lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan baginya surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini adalah peringatan keras bagi para pejabat agar tidak menyalahgunakan jabatan demi kepentingan pribadi. Jika benar-benar memahami esensi Idul Fitri sebagai momentum kembali ke kesucian, maka mereka harus menjauhkan diri dari segala bentuk korupsi dan kolusi.
Menjadikan Ramadhan dan Idul Fitri Sebagai Titik Balik
Perjuangan melawan korupsi adalah jihad yang harus terus dilakukan, baik oleh aktivis, jurnalis, maupun pejabat yang masih memiliki hati nurani. Jika momentum Ramadhan dan Idul Fitri benar-benar kita maknai, maka tidak boleh ada lagi ruang bagi perilaku koruptif di negeri ini.
Mari jadikan semangat ketakwaan dan kejujuran yang kita bangun selama Ramadhan sebagai bekal untuk membangun bangsa yang lebih bersih, lebih adil, dan lebih bermartabat.
Taqabbalallahu minna wa minkum! Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1446 H / 31 Maret 2025 M.
Semoga segala amal ibadah kita diterima, diampuni segala khilaf, dan diberikan keberkahan di hari yang fitri ini. Mohon maaf lahir dan batin! Aamiin.
Mari kita kembali kepada fitrah dan terus berjuang melawan korupsi! Catatan Bang AMSi La Palellung