banner 970x250

Membangun Diri di Tengah Riuhnya Dunia

Refleksi & Opini, oleh: Arham MSi La Palellung

banner 728x90
banner 728x90

Di zaman ini, banyak orang lebih sibuk membangun citra dibanding membangun diri.

Tapi saya percaya: kekuatan sejati bukan pada seberapa besar suara kita di luar, tapi seberapa dalam kita berdamai dengan diri sendiri.

banner 325x300

Kita hidup di era serba gaduh. Semua orang ingin bicara, ingin tampil, ingin didengar. Tapi sangat sedikit yang mau mendengar, merenung, atau sekadar bertanya dalam diam: “Apa yang sedang saya bangun hari ini—untuk diri saya sendiri, untuk keluarga, untuk ummat?”

Saya tumbuh dari ruang-ruang sepi. Ruang belajar, ruang bertanya, ruang memperbaiki diri. Bagi saya, membangun diri bukan perkara motivasi instan atau sekadar status sosial, tapi proses panjang menjaga hati tetap jernih meski di tengah gelombang peran dan ekspektasi publik.

Membangun diri artinya jujur terhadap masa lalu, tegas dalam pilihan hari ini, dan punya harapan yang utuh tentang masa depan. Karena tanpa fondasi diri yang kuat, sehebat apapun profesi, bisnis, atau jejaring kita, semua hanya tinggal nama saat badai datang.

Itulah kenapa saya memilih jalan yang tidak populer: membangun bisnis sebagai jalan penguatan ummat. Bukan sekadar untuk mengejar profit, tapi karena saya yakin ekonomi yang sehat adalah syarat mutlak bagi kemerdekaan berpikir dan keteguhan bersikap. Ketika kita kuat secara ekonomi, kita bisa bicara lebih lantang, memberi lebih banyak, dan melangkah lebih jauh.

Dan setiap langkah itu saya dokumentasikan. Dalam jurnal ini. Dalam catatan ini. Sebagai bentuk pertanggungjawaban saya kepada sejarah dan anak cucu saya kelak. Agar mereka tahu, bahwa pernah ada seorang yang memilih menanam, bukan menuntut.

Karena bangsa yang besar bukan dibangun oleh yang paling lantang, tapi oleh mereka yang paling sabar membangun diri—tanpa henti. Catatan Bang AMSi La Palellung

banner 325x300
banner 325x300