banner 970x250

Catatan Bang AMSi: Cukong Pilkada Bibit Unggul Korupsi

Oleh: Arham MSi La Palellung Ketua Umum AMJI RI

banner 728x90
banner 728x90

Narasi AMSINet Media – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti Cukong adalah orang yang mempunyai uang banyak yang menyediakan dana atau modal yang diperlukan untuk suatu usaha atau kegiatan orang lain. Istilah singkatya yakni Pemilik Modal.

Dalam konteks politik Indonesia, “cukong” merujuk pada seseorang yang memberikan dukungan finansial dan sumber daya kepada calon kepala daerah (cakada) selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Dukungan ini biasanya berupa dana, jaringan politik, dan bantuan logistik yang dapat membantu calon dalam kampanye mereka.

banner 325x300

Meskipun calon kepala daerah (cabup atau cagub) tersebut memiliki banyak uang, bahkan kekuatan financial calon  itu lebih banyak daripada cukong, mereka kemungkinan besar tetap membutuhkan dukungan cukong karena beberapa alasan, diantaranya:

  1. Sebagai Sumber Daya Tambahan: Dukungan cokong tidak hanya berupa dana, tetapi juga bisa berupa sumber daya lainnya seperti relawan, fasilitas kampanye, dan pengalaman dalam strategi politik yang dapat membantu calon dalam mencapai pemilih.
  2. Kekuatan Jaringan dan Pengaruh: Cokong sering kali memiliki jaringan politik yang luas dan pengaruh yang besar di kalangan pemilih atau di kalangan elit politik. Bahkan tak sedikit cukong memiliki pengaruh serta jaringan dikalangan eksekutif, legislative dan yudikatif. Jaringan ini tentunya bisa sangat berharga dalam menggalang dukungan dan memenangkan pemilihan.
  3. Sebagai Legitimasi dan Dukungan Publik: Dalam beberapa kasus, dukungan cukong dapat memberikan legitimasi tambahan dan meningkatkan citra calon di mata publik. Hal ini bisa memperkuat posisi calon dalam persaingan politik.

Meskipun calon memiliki sumber daya finansial sendiri, dukungan cukong sering kali memberikan keuntungan strategis tambahan yang dapat sangat berpengaruh dalam pemilihan kepala daerah, sehingga dukungan cukong dalam pilkada tetaplah penting bagi cakada.

Keuntungan Seorang “Cukong” Pilkada

Secara politis, keuntungan bagi cokong dalam mendukung calon kepala daerah (kada) bisa sangat signifikan. Berikut beberapa keuntungan yang akan didapatkan:

  1. Cukong sering kali mendapatkan akses dan pengaruh yang lebih besar di tingkat pemerintahan atau lembaga yang dikuasai oleh calon yang mereka dukung. Hal ini dapat membuka peluang untuk mendapatkan kontrak, izin, atau dukungan dalam proyek-proyek tertentu.
  2. Dukungan cukong kepada calon kepala daerah dapat memberikan mereka leverage (modal pinjaman atau utang dalam pembiayaan) dalam negosiasi kebijakan atau proyek-proyek yang dapat memberikan keuntungan ekonomi atau politik.
  3. Cukong dapat mempengaruhi arah kebijakan lokal sesuai dengan kepentingan mereka jika calon yang didukung berhasil memenangkan pemilihan.

Dukungan cukong terhadap calon kepala daerah akan memberikan peluang terhadap cukong cukong untuk memperluas pengaruh, memperkuat posisi dalam jaringan politik, dan memaksimalkan manfaat atau keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

Calon Kada Dibiayai “Cukong”?, Ini Dampak Negatifnya

Jika calon kepala daerah (kada) dibiayai oleh cukong, beberapa kelemahan atau dampak negatif yang mungkin timbul:

  1. Calon kada yang dibiayai cukong tentunya akan merasa berutang budi atau mungkin saja terikat perjanjian dengan cukong selaku pada pemodal. Dampaknya, dapat mempengaruhi keputusan dan kebijakan mereka setelah terpilih menajdi kepala daerah. Hal ini berpotensi mengorbankan kepentingan publik demi kepentingan cukong atau kelompok tertentu.
  2. Keterlibatan cukong dalam pembiayaan kampanye bisa membuka celah bagi praktik korupsi dan nepotisme. Cukong mungkin mengharapkan imbalan berupa proyek atau kontrak, yang dapat merugikan kualitas pelayanan publik dan merusak transparansi pemerintahan.
  3. Calon kada yang bergantung pada cukong untuk pembiayaan kampanye mungkin menghadapi masalah ketergantungan finansial yang bisa mempengaruhi kemandirian dan keputusan mereka. Ketergantungan ini bisa menghambat mereka untuk membuat keputusan yang objektif dan sesuai dengan kepentingan masyarakat.
  4. Pembiayaan yang besar dari cukong bisa menciptakan ketidakadilan dalam kompetisi politik, di mana kandidat dengan sumber daya finansial terbatas tidak memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing, sehingga membatasi pilihan yang tersedia bagi pemilih.

Timbul pertanyaan, bagaiamana jika seorang calon itu lebih kuat dari sisi finansial dan sisi lainnya daripada cukong itu?, atau bagaimana jika seorang calon itu masih memiliki hubungan kekeluargaan, apakah status yang disandang sebagai cukong masih relevan?

Pandangan saya selaku penulis atas pertanyaan tersebut adalah, calon kada tetap masih membutuhkan seorang cukong meskipun calon itu lebih kuat finasial dan atau pun calon memiliki hubungan kekeluargaan.  Apalagi jika cukong masih tetap memegang peran yang signifikan dalam mendukung calon kada maka sebutan cukong membuatnya tetap relevan disebut sebagai cukong.

Olehnya, keterlibatan cukong dalam pembiayaan kampanye dapat berdampak negatif pada integritas, transparansi, dan keadilan dalam proses demokrasi dan akan berujung pada perbuatan tindak pidana Korupsi. “Cukong Pilkada adalah Bibit Unggul Korupsi.”Catatan Bang AMSi La Palellung

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan